Rangkuman Dinamika Perubahan Pedosfer
Maret 16, 2014
Tambah Komentar
Pedosfer adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Tanah adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan, organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang mempelajari proses pembentukan tanah disebut pedogenesa.
Faktor-faktor pembentuk tanah, antara lain yaitu iklim, organisme, bahan induk, topografi dan waktu. Unsur iklim yang paling berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Organisme berpengaruh dalam pembentukan tanah, antara lain membuat proses pelapukan dan pembentukan humus. Sedangkan bahan induk terdiri dari vulkanik, batuan beku, sedimen dan metamorf. Sedangkan topografi suatu daerah akan memengaruhi tebal atau tipis nya lapisan tanah. Tanah pun akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Pedon adalah suatu lajur tubuh tanah mulai dari permukaan lahan sampai batas terbawah. Kumpulan dari pedon disebut polipedon. Penampang tanah adalah bidang tegak dari suatu sisi pedon yang mencirikan suatu lapisan tanah. Tanah juga memiliki warna yang merupakan petunjuk sifatnya. Pembagiannya, yaitu Hue, Value, dan Chroma.
Struktur tanah adalah gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Pembagian bentuknya, yaitu lempeng, prisma, tiang, gumpal bersudut dan membulat, granuler, dan remah. Dan diantara pembagian tekstur tanah, yaitu pasir, lempung, debut, dan tanah liat. Menurut Taksonomi Tanah (1970), tanah dibagi menjadi 10 macam, yaitu oxisol, ultisol, vertisol, entisol, inceptisol, spodosol, molosol, alfisol, aridisol, histosol.
Sedangkan untuk jenis-jenis tanah di Indonesia, dibagi menjadi 12 macam, yaitu tanah gambut, aluvial, regosol, litosol, latosol, grumusol, podsolik merah kuning, podsol, andosol, mediteran merah-kuning, Hidromorf kelabu dan tanah sawah. Tanah dapat rusak disebabkan oleh beberapa hal, antara lain perusakan hutan, proses mekanis air hujan, dan aktivitas manusia.
Adapun dampak dari kerusakan tanah, antara lain kerusakan ditempat erosi, pendapatan petani berkurang, dan kualitas tanaman menurun. Sedangkan usaha untuk mengurangi erosi tanah, antara lain melindungi tanah dari curahan langsung air hujan, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah, meningkatkan stabilitas agregat tanah.
Ada 3 metode pengawetan tanah, yaitu metode vegetatif, mekanik dan kimia. Contoh metode vegetatif yaitu penghijauan. Contoh metode mekanik yaitu drainese dan contoh metode kimia yaitu meningkatkan kemantapan agregat.
Faktor-faktor pembentuk tanah, antara lain yaitu iklim, organisme, bahan induk, topografi dan waktu. Unsur iklim yang paling berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Organisme berpengaruh dalam pembentukan tanah, antara lain membuat proses pelapukan dan pembentukan humus. Sedangkan bahan induk terdiri dari vulkanik, batuan beku, sedimen dan metamorf. Sedangkan topografi suatu daerah akan memengaruhi tebal atau tipis nya lapisan tanah. Tanah pun akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Pedon adalah suatu lajur tubuh tanah mulai dari permukaan lahan sampai batas terbawah. Kumpulan dari pedon disebut polipedon. Penampang tanah adalah bidang tegak dari suatu sisi pedon yang mencirikan suatu lapisan tanah. Tanah juga memiliki warna yang merupakan petunjuk sifatnya. Pembagiannya, yaitu Hue, Value, dan Chroma.
Struktur tanah adalah gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Pembagian bentuknya, yaitu lempeng, prisma, tiang, gumpal bersudut dan membulat, granuler, dan remah. Dan diantara pembagian tekstur tanah, yaitu pasir, lempung, debut, dan tanah liat. Menurut Taksonomi Tanah (1970), tanah dibagi menjadi 10 macam, yaitu oxisol, ultisol, vertisol, entisol, inceptisol, spodosol, molosol, alfisol, aridisol, histosol.
Sedangkan untuk jenis-jenis tanah di Indonesia, dibagi menjadi 12 macam, yaitu tanah gambut, aluvial, regosol, litosol, latosol, grumusol, podsolik merah kuning, podsol, andosol, mediteran merah-kuning, Hidromorf kelabu dan tanah sawah. Tanah dapat rusak disebabkan oleh beberapa hal, antara lain perusakan hutan, proses mekanis air hujan, dan aktivitas manusia.
Adapun dampak dari kerusakan tanah, antara lain kerusakan ditempat erosi, pendapatan petani berkurang, dan kualitas tanaman menurun. Sedangkan usaha untuk mengurangi erosi tanah, antara lain melindungi tanah dari curahan langsung air hujan, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah, meningkatkan stabilitas agregat tanah.
Ada 3 metode pengawetan tanah, yaitu metode vegetatif, mekanik dan kimia. Contoh metode vegetatif yaitu penghijauan. Contoh metode mekanik yaitu drainese dan contoh metode kimia yaitu meningkatkan kemantapan agregat.
Belum ada Komentar untuk "Rangkuman Dinamika Perubahan Pedosfer"
Posting Komentar
Komentar dimoderasi
Komentar akan muncul apabila disetujui oleh penulis